Kecewa Dengan Hasil Seleksi Bintara Polri TA 2024, Masyarakat Ancam Palang Polres Pegaf

Kecewa Dengan Hasil Seleksi Bintara Polri TA 2024, Masyarakat Ancam Palang Polres Pegaf

Ketua Dewan Adat Papua Kabupaten Pegunungan Arfak, Goliat Menggesuk

Manokwari, doberainews – Sejumlah Kepala Suku bersama masyarakat lakukan aksi protes ke Kantor MRP Papua Barat pertanyakan alasan anak – anak Papua tidak lolos dalam seleksi calon siswa Bintara dan Tamtama Polri Polda Papua Barat T.A 2024.

Foto bersama usai menyampaikan aspirasi kepada MRP Papua Barat

Goliat Menggesuk, Ketua Dewan Adat (DAP) Pegaf mendesak MRP untuk berkomunikasi dengan Polda Papua Barat agar mengevaluasi kembali hasil seleksi Casis Bintara dan Tamtama Polri TA 2024 yang dinilai belum sepenuhnya mengakomodir anak – anak asli Papua.

“Tadi malam kami dengar bahwa anak – anak Papua banyak yang jatuh, dan khusus kami di Pegunungan Arfak hanya 9 orang yang lolos. Kami kecewa dengan hasil kelulusan ini,”ucap Goliat Menggesuk usai pertemuan dengan pimpinan dan anggota MRP Papua Barat, Jumat (7/6/2024).

Atas sadar itu, Goliat bersama sejumlah masyarakat mengancam akan melakukan aksi palang Kantor Polres sebagai bentuk protes sekaligus meminta Kapolda untuk mengevaluasi hasil kelulusan Casis Bintara dan Tamtama Polri Polda Papua Barat terutama perwakilan dari Polres Pegaf.

“Selesai disini (MRP), kami akan kembali ke Kabupaten, kami akan Palang Polres Pegaf, kami minta Kapolda dan Kapolri harus turun untuk jelaskan hal ini kepada kami,”ucap Menggesut.

Goliat menilai Kapolda Papua Barat tidak menghargai UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua sehingga mengabaikan putra – putri Papua dalam seleksi Bintara dan Tamtama Polri TA 2024. “Kami tanya Otsus ini dimana, kenapa anak – anak Papua tidak lolos, Kapolda tidak hargai orang Papua. Kami akan bawa masalah ini menghadap Kapolri,”tegas Menggesut.

Goliat juga mengancam akan memulangkan anggota Polri non Papua yang akan bertugas di Polres Kabupaten Pegunungan Arfak. “Besok, jika ada polisi orang non Papua yang tugas di wilayah Adat Pegaf, kami akan usir kembali, karena kami perjuangkan Pemekaran Kabupaten Pegunungan Arfak agar anak – anak Pegaf bisa diberdayakan, kenapa permainkan kami,”aku Goliat Menggesut, Ketua DAP Pegaf.

Goliat memaparkan banyak putra – putri Papua yang memiliki nilai cukup baik namun tidak lolos. “Kalau soal nilai, banyak anak – anak Papua yang punya nilai diatas 40 sampai 60, kenapa mereka tidak lolos. Kami minta Kapolda jelaskan,”ujarnya.

Ditambahkan, pihaknya telah memberitahukan perihal aksi protes kepada MRP, kepada Polres Pegaf.
“Kami akan tarik kembali 9 orang yang lolos, jangan permainkan kami, kecuali 50 orang baru kami terima,”tukasnya.

Senada, Septinus Sayori, Ketua Dewan Adat Sub Suku Moile menegaskan pihaknya mengembalikan hasil kepada Kapolda Papua Barat. “Kami punya anak – anak yang lolos seleksi, kami tarik kembali, jangan lanjutkan, karana Kapolda tidak menghargai kami,’ucapnya.

Dikatakan, mereka akan lakukan aksi palang jalan sebagai bentuk protes terhadap hasil seleksi Casis Bintara Polri. “Kami sudah kordinasi dengan MRP tapi MRP buka tangan, MRP tidak tahu, jadi kami akan palang jalan, minta Kapolda jelaskan kepada masyarakat, sebab nilai mereka (Casis Papua) bagus tapi kenapa mereka tidak lolos, ini permainan siapa, jadi Kapolda harus jelaskan,”tegasnya.

Kehadiran sejumlah tokoh masyarakat dari Manokwari dan Pegunungan Arfak disambut oleh unsur Pimpinan dan Anggota MRP Papua Barat. (Red/dn)

"img src=https://doberainews.com/wp-content/uploads/2024/12/IMG-20241221-WA0055.jpg">

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *