Maybrat, doberainews -Tim Pemulangan Pengungsi Maybrat membantah sekalgus meluruskan infomasi di media massa terkait perhatian Pemerintah Maybrat terhadap warga pengungsi akibat penyerangan Posramil pada September 2021 lalu.
Koordinator Umum Pemulangan Pengungsi Maybrat Melianus Saa, mengungkap pemerintah Maybrat dibawa kepemimpinan Pj Bupati Bernhard Rondonuwu telah berupaya untuk memulangkan para pengungsi Maybrat ke kampung halamannya. Karena itu, pihaknya merasa keberatan terkait pernyataan yang disampaikan oleh Pastor Heri Lobya, staf Sekretariat Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (SKPKC) Ordo Santo Augustinus (OSA) dengan salah seorang pengungsi Maybrat, Lami Faan pada salah satu media online di Indonesia.
Melianus menegaskan, pernyataan kedua orang itu keliru, sebab pemerintah melalui Penjabat Bupati Maybrat Bernhard Eduard Rondonuwu justru menaruh perhatiannya secara penuh terhadap nasib warga eksodus Aifat Timur Raya dan wilayah Aifat Selatan Raya. Bahkan kata Dia, Bupati Bernhard juga sudah membentuk tim khusus untuk penanganan pemulangan pengungsi serta bekerja secara maksimal.
“Kami merasa keberatan dengan adanya pernyataan yang dikeluarkan oleh pastor dan salah satu oknum yang menyatakan pernyataan ini di Sorong bahwa pengungsi Maybrat banyak tidak mendapat perhatian dari Pemda Maybrat sehingga mereka mengalami kesakitan, biaya pendidikan tidak diperhatikan, makan minum tidak dikasih, kemudian kesejahteraan dari masyarakat tidak diberikan, kami merasa bahwa pernyataan tersebut tidak benar dan keliru. Mereka, kata dia seharusnya datang dan bertanya kepada kami pemerintah daerah melalui tim kerja sehingga kami menjelaskan apa yang sudah kami kerja selama ini,” tegas Melianus kepada media ini, Jum’at 4 Agustus 2023.
Melianus menambahkan, pemerintah Maybrat sejak terjadinya peristiwa pembacokan terhadap anggota TNI di Kisor dua tahun lalu, justru sudah mulai bekerja saat itu memberikan perhatian khusus bagi pengungsi yang tinggal di wilayah sekitar bersama keluarganya, kemudian pemerintah turun memberikan perhatian seperti pembagian logistik makan minum, pakaian, peralatan sekolah, layanan kesehatan melalui penempatan pos-pos layanan kesehatan, bahkan yang sakit hingga meninggal pun pemerintah tetap memberikan perhatian.
Dikatakan Melianus, khusus untuk wilayah Aifat Selatan seluruh warga telah kembali dari pengungsian dan beraktivitas seperti hari-hari sebelumnya. Hal ini berkat kerja sama Pemkab Maybrat bersama pihak TNI Polri guna memberikan jaminan keamanan. Sedangkan untuk wilayah Aifat Timur Raya akan dipulangkan bertahap karena harus menunggu perbaikan akses infrastruktur jalan yang tengah dikerjakan. Warga yang telah kembali juga menurutnya, berbaur di sana dengan aparat TNI yang ditempatkan di pos-pos dalam segala kegiatan sosial.
“Pada saat ini pemerintah sudah berupaya menyiapkan program pembangunan jalan yang sedang dibangun ke wilayah Kamat dan Ayata Distrik Aifat Timur Tengah, agar suadara-saudara kami yang ada di wilayah Aifat Timur, Aifat Timur Jauh dan Aifat Timur Selatan bisa kembali dan tinggal di Aifat Timur Tengah dulu sambil menunggu program jalan, karena memang yang jadi sulit adalah program jalan dan jembatan sebab banyak yang rusak dan putus. Jadi sebenarnya semua ini bisa cepat dilihat dan dikerjakan dalam satu atau dua tahun, tapi mengingat kondisi keuangan daerah yang terbatas,” tutur Melianus.
Sementara Koordinator penanganan pemulangan pengungsi wilayah Aifat Timur, Manfred Mate turut menggaris bawahi pernyataan tersebut. Manfred menyebut, pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk pemulangan pengungsi Maybrat.
Menurut Manfred, ada terdapat tiga tahap pemulangan pengungsi yang harus wajib diketahui, pertama yakni pemulangan warga wilayah Aifat Selatan telah sukses dilakukan, kedua ialah tahap pengerjaan jalan ke wilayah Aifat Timur Tengah yang saat ini dikerjakan dan ditargetkan akhir Agustus ini rampung sampai ke Ayata Aifat Timur Tengah, dan tahap terakhir adalah pemulangan pengungsi ke wilayah Aifat Timur, Aifat Timur Jauh dan Aifat Timur Selatan.
“Jadi pernyataan yang disampaikan oleh pihak SKPKC dan salah satu warga lewat media online sangat ngawur dan tidak benar sebab pemerintah di lapangan selalu bekerja dan kami tahu persis tiap masalah yang ada,” tegasnya.
Terkait masalah gizi buruk atau stunting yang sempat disinggung pihak tersebut, Manfred mengatakan hal itu (stunting) sama sekali tidak dialami para pengungsi di Maybrat, karena petugas kesehatan seperti dokter dan nakes selalu disiagakan di tiap pos kesehatan yang ada di wilayah Maybrat untuk melayani warga pengungsi, kecuali di sorong atau kota-kota lain tidak dianjurkan selain Maybrat
“Kami punya tenaga dokter sekarang ada untuk melayani masyarakat Aifat Timur di puskesmas Aifat Timur yang sementara ini ada di Kumurkek. Jadi pernyataan untuk gizi buruk tidak ada di Kumurkek khusus masyarakat Aifat Timur, mungkin mereka alami di wilayah lain karena kebetulan mereka mengungsi di tempat lain, kalau ada di Kumurkek pasti akan dilayani dan ditangani sama,” tegasnya.
Sementara soal pendidikan dalam hal ini aktivitas belajar para siswa, ia mengatakan sementara berjalan di Kumurkek Ibu Kota Maybrat, sedangkan di beberapa tempat seperti Aifat Selatan bagian Timur hampir semua sekolah sudah diaktifkan kembali, sebut saja di SD YPPK Sabah dan Inpres Kampung Tahsimara.
Karena itu, Manfred menghimbau kepada pihak manapun agar tidak boleh berikan tanggapan tentang kondisi Maybrat dari jauh tanpa melihatnya dari dekat seperti apa upaya-upaya pemerintah terkait soal nasib para pengungsi, melainkan datang bersama dan membantu pemerintah lewat ide-ide gagasan yang lebih konstruktif.
“Jangan hanya bicara dari jauh, datanglah bersama-sama membantu kita pemerintah daerah melihat kita punya masyarakat ini, tidak boleh dari jauh baru menyerang kita dan menyoroti kita, mari kita bergabung baru pemerintah kerja apa yang kita kerja juga apa supaya selalu sama-sama,” harapnya. (CF)