Bintuni, doberainews – Siswa SD di Kampung Mestofu Distrik Masyeta Teluk Bintuni harus menempuh jarak lebih dari 10 kilometer ke Ibu Kota Distik Masyeta untuk mengenyam pendidikan dasar di SD Inpres Masyeta, Teluk Bintuni.
Kondisi ini dialami oleh Moses Masokoda, salah satu pemerhati Pendidikan di Kabupaten Teluk Bintuni. Kepada media ini, Moses mengakui, kondisi miris tersebut telah dialaminya sejak ia sekolah di kampung tersebut hingga saat ini.
“Dari dulu sampai sekarang belum ada sekolah. Kami dulu juga harus jalan kaki turun gunung (Dari Mestofu ) ke SD Inpres Masyeta untuk sekolah disana,” Kata Moses, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Manokwari ini.
“Syukur kalau ada keluarga di Masyeta, kalau tidak, maka orang tua harus antar ke siswa turun kebawa. Jaraknya sekitar 10 kilo. Kalau jalan kaki biasa dari jam 6 pagi sampai di distrik itu bisa jam 4 sore”sambungnya.
Moses mengungkap alasan tersebut membuat banyak siswa SD tidak melanjutkan pendidikan dasar. “Jarak yang jauh, kondisi jalan yang belum baik, terus anak – anak takut jalan sendiri jadi banyak yang tidak sekolah,” ungkap Pemuda Kampung Mestofu ini.
Merasa prihatin dengan kondisi tersebut, Moses berinisiatif untuk membuka kelas jauh SD Inpres Masyeta di kampung halamannya.
“Saya lihat di kampung ini adek – adek banyak yang tidak sekolah, jadi saya bicara dengan kepala sekolah di SD Inpres Masyeta untuk buka kelas jauh di Mestofu, agar kita mengajar adek – adek kita di Mestofu,”tutur Moses.
Dengan pengalaman dan pengetahuan yang ada, Moses dan beberapa pemuda kampung lainnnya mengajar para siswa tersebut dengan mata pelajaran umum seperti membaca, menulis dan berhitung.
“Kita kumpul mereka semua di balai kampung. Dan kita ajar mata pelajaran umum seperti membaca, menulis, berhitung dan pelajaran pancasila,”imbuhnya.
“Kita sudah buka kelas jauh ini sekitar 1 Tahun. Nanti kalau mau ujian, kita bawa mereka (siswa SD) turun ke SD Inpres Masyeta untuk ikut ujian disana. Kelasnya nanti disesuaikan dengan usia mereka. Jumlah mereka sekitar 30 sampai 50 orang”aku Moses Masokoda.
Moses berharap aspirasi warga Kampung Mestofu ini didengar oleh Bupati Teluk Bintuni dan pemerintah Teluk Bintuni agar membangun sekolah dasar di Kampung Mestofu.
“Kami hanya bisa berharap Bapak Bupati Teluk Bintuni, melalui Bapak Kepala Dinas Pendidikan Teluk Bintuni untuk membangun SD di Kampung Mestofu. Agar adek – adek kita tidak jalan jauh kebawa (Masyeta ) untuk sekolah dibawa,”harapnya.
Dia menambahkan, dahalunya Kampung Mestofu berada dibawa gunung (dekat Ibukota Distrik) namun persoalan hak ulayat sehingga pada 2015 lalu, warga kampung Mestofu harus kembali ke dusunya di wilayah pegunungan Mestofu sehingga jaraknya semakin jauh dengan Distrik Masyeta.
Dengan kondisi tersebut. Sejak 2015 hingga saat ini, siswa SD belum bisa mengakses pendidikan sekolah dasar secara baik. Lantaran jarak dan kondisi jalan yang belum baik.
Warga telah berinisiatif menjadikan balai kampung sebagai tempat sekolah sementara namun hingga saat ini belum ada perhatian serius dari Pemerintah agar mereka juga memiliki SD tersendiri. “Saya sudah buat permohonan, ditandatangani oleh Kepala Distrik dan Pemerintah Kampung. Saya masukan ke Pemerintah, melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Teluk Bintuni, tapi belum dijawab,” pungkasnya.
Pewarta : Yames Aisoki