Pedagang Protes Relokasi Pasar Mbilin Kayam Ke Sunon Bukor Raja Ampat, Simak Poin Tuntutan Para Pedagang

Pedagang Protes Relokasi Pasar Mbilin Kayam Ke Sunon Bukor Raja Ampat, Simak Poin Tuntutan Para Pedagang

Ratusan Pedagang Pasar Mbilin Kayam Waisai Saat Menyampaikan Aspirasinya didepan Anggota DPRK Raja Ampat. (foto: Istimewa/doberainews.com)

Raja Ampat-doberainews-Memastikan berjalan aman dan tertib, Polres Raja Ampat mengerahkan puluhan personilnya untuk mengawal aksi unjuk rasa oleh pedagang pasar “Mbilin Kayam” yang berjumlah ratusan orang itu didepan Gedung DPRK Raja Ampat, Distrik Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (10/7/2023).

Usai Orasi, Para Pendemo Menyerahkan 8 Tuntutan Kepada Anggota DPRK Raja Ampat. (foto: Istimewa/doberainews.com)

Diketahui, aksi dilakukan pasca adanya rencana Pemerintah Daerah (Pemda) Raja Ampat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dalam waktu dekat akan melakukan relokasi semua pedagang yang menempati Pasar “Mbilin Kayam” ke lokasi bangunan pasar “Sunon Bukor”.

Namun, rencana pemerintah merelokasi pedagang pun menuai penolakan keras, berujung aksi unjuk rasa oleh semua pedagang yang menempati pasar Mbilin Kayam, termasuk para nelayan dan petani.

Sedangkan, aksi unjuk rasa sehari itu dikoordinir oleh, H. Asdar (Ketua Korlap), Syahrullah. S (Korlap), Arek George Mambrasar (Perwakilan Korlap), Nasir (Perwakilan Korlap) dan Jumharia (Perwakilan Korlap) bersama pedagang lainnya.

Dalam aksi tersebut, terdapat 8 tuntutan yang disampaikan para pengunjuk rasa (pedagang) kepada DPRK untuk ditindaklanjuti, yakni Pertama, lokasi pasar baru Sunon Bukor jauh dari pemukiman warga, apa lagi lokasi bangunannya berdiri tepat didepan gunung, dan berdekatan dengan laut, ditakutkan akan mengakibatkan penurunan ekonomi yang sangat buruk dan rawan longsor.

Kedua, pasar baru sunon bukor pernah ditempati sebelum Sail Raja Ampat (2014) selama kurang lebih satu Tahun, tapi perekonomian gagal total, karena pasar tersebut berada jauh dari pemukiman masyarakat, soalnya perputaran perekonomian daerah kabupaten Raja Ampat masih berpusat ditengah-tengah kota Waisai.

Kemudian, tuntutan ketiga, pedagang pasar (mbilin kayam) menganggap akses jalan menuju ke lokasi pasar sunon bukor dinilai belum layak untuk dilewati oleh pengendara, sehingga akan mengakibatkan rawan kecelakaan. Keempat, keamanan belum terjamin, sehingga barang – barang pedagang mudah hilang dan rawan kriminal lainnya. Kelima, kapasitas bangunan pada lokasi pasar belum memadai untuk memenuhi jumlah pedagang.

Keenam, pelabuhan yang menjadi transportasi laut dikawasan pasar belum ada, sehingga menyulitkan pengunjung pasar yang melalui laut. Ketujuh, biaya transportasi (mobil/ojek) sangat mahal yang mengakibatkan pengunjung atau pembeli makin berkurang. Kedelapan, kami sangat khawatir limbah Rumah Sakit mencemari air laut sekitar pasar Sunon Bukor.

Setelah dibacakan, 8 tuntutan tersebut lanjut diserahkan kepada kedua perwakilan Anggota DPRK Raja Ampat dari Fraksi Demokrat yakni Yardin dan Benoni Saleo didampingi Sekretaris Dewan (Sekwan) Raja Ampat, Mohliyat Mayalibit, S.H.

Menanggapi aksi unjuk rasa pedagang, Anggota DPRK Raja Ampat, Yardin menyampaikan permohonan maaf dikarenakan pada saat yang sama banyak teman-teman anggota DPRK yang tidak berada di tempat, karena sedang mengikuti kegiatan Bimtek (Bimbingan Teknis) diluar kota. Akan tetapi, sambung Yardin, pihaknya merasa tuntutan dari para pedagang sudah tepat, karena DPR merupakan wadah dari aspirasi masyarakat.

“Jadi, untuk menanggapi aksi tersebut, kami akan fasilitasi. Namun menunggu unsur pimpinan DPRK untuk dilakukan musyawarah dengan melibatkan unsur Pemda sekaligus mengundang perwakilan masyarakat (pedagang). Sehingga apa yang menjadi keluhan masyarakat tepat sasaran,” ungkap Yardin.

“Selanjutnya, kami lembaga Dewan akan menyurat ke Pemda untuk menangguhkan waktu relokasi pasar agar dimana menunggu hasil musyawarah antara DPR pemerintah dan masyarakat (pedagang). Untuk itu mewakili pimpinan kami meminta maaf jika ada kekurangan,” sambung Yardin, Anggota DPRK yang kerap disapa warga Om Gode.

Pengawalan aksi unjuk rasa pedagang, dipimpin lansung Plt Kabag OPS Polres Raja Ampat, AKP Reynold Lesiloro, S.Sos, didampingi Kasat Samapta Polres Raja Ampat, Iptu Muh. Saleh Dukomalamo, Kasat Intelkam Polres Raja Ampat, Iptu Susilo, S.Sos, KBO Samapta, Iptu Rahman Usman, dan Kaur Bin OPS Sat Intelkam, Ipda Whelem Apaseray.

Setelah melakukan pengamanan, Kapolres Raja Ampat, AKBP Edwin Parsaoran, S.I.K,.M.I.K, melalui Plt Kabag OPS Polres Raja Ampat, AKP Reynold Lesiloro, S.Sos kepada media ini mengatakan, dalam mengawal jalannya aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat khususnya pedagang di pasar Mbilin Kayam didepan Gedung DPRK, Polres Raja Ampat mengerahkan sekitar 75 personil anggotanya.

“Pengamanan aksi unjuk rasa oleh pedagang pasar Mbilin Kayam kami melibatkan sekitar 75 personil. Dimana sejak awal sampai selesai aksi tersebut berjalan dengan damai, aman dan tertib, kami pun semua mengharapkan hal tersebut,” cuit Plt Kabag OPS Porles Raja Ampat Reinold.

Sementara, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Disperindag Raja Ampat, Syamsuddin Nimanuhu, S.E belum berhasil dimintai keterangan oleh media ini, terkait adanya penolakan pedagang pasca rencana pihaknya akan melakukan relokasi pedagang dari pasar Mbilin Kayam ke Pasar Sunon Bukor. (JW).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *