Manokwari, doberainews — Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua Barat sukses menyelenggarakan kegiatan pembinaan untuk Satuan Tugas (Satgas) Keamanan dan Ketertiban (Kamtib). Kegiatan tersebut diikuti 25 satuan pengamanan dari seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) se-Kota Manokwari, dan dilaksanakan di lapangan Lapas Perempuan Manokwari. (06/11/24)
Pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kesiapsiagaan petugas dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di lingkungan pemasyarakatan. Pembimbing Kemasyarakatan Madya Yosep Weyazu, mewakili Kepala Divisi Pemasyarakatan Papua Barat, menekankan pentingnya kolaborasi antari nstansi dan peningkatan kapasitas petugas lapas. “Dengan pembinaan yang terstruktur dan terpadu seperti ini, kita mengharapkan kualitas keamanan dan ketertiban di setiap lapas meningkat.” ujar Yosep dalam sambutannya.
Dalam pembinaan ini, Divisi Pemasyarakatan Papua Barat bekerja sama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat dan satuan Brimob untuk memberikan pelatihan teknis yang mendalam. Pelatihan meliputi beberapa aspek penting, seperti teknik pengendalian huru-hara, identifikasi situasi genting, pengendalian massa, serta strategi penanganan gangguan yang mungkin terjadi di dalam lapas.
Dalam kesempatan ini, perwakilan Polda Papua Barat juga menyampaikan komitmen mereka untuk terus bekerja sama dengan Divisi Pemasyarakatan dalam membina dan memperkuat personel di lingkungan pemasyarakatan. Menurutnya, keterlibatan kepolisian dalam pelatihan ini penting untuk menyelaraskan standar pengamanan dan membuat setiap petugas lapas lebih siap dan terlatih, terutama dalam menghadapi situasi-situasi ekstrem.
Kegiatan yang berlangsung dengan tertib ini diharapkan menjadi awal dari rangkaian pelatihan rutin yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan profesionalisme petugas. Agar pelatihan semacam ini dapat dilaksanakan secara berkala, sehingga setiap petugas terus diperbaharui keterampilannya dalam mengatasi ancaman dan menjaga ketertiban di lapas.
Turut memantau kegiatan, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Papua Barat, Haposan Silalahi menyampaikan penanganan gangguan keamanan di lapas tidak hanya memerlukan fisik yang kuat, tetapi juga kemampuan untuk mengelola tekanan dan meredam emosi serta memiliki keterampilan yang lebih lengkap untuk menghadapi situasi yang beragam kendati di situasi yang penuh tekanan.
“Kita ingin memastikan bahwa setiap petugas lapas memahami pentingnya penguasaan diri dan keterampilan dalam mengelola situasi berisiko tinggi. Ini bukan hanya soal ketahanan fisik, tetapi juga soal mentalitas yang kuat dan kesiapan untuk menjalankan tugas,” terangnya.
Dengan adanya pembinaan dan pelatihan yang komprehensif ini, diharapkan lingkungan lapas, khususnya di Papua Barat, dapat semakin aman dan kondusif. (rls)