Manokwari, doberainews – Ketua Askab PSSI Kabupaten Pegunungan Arfak menyoroti manajamen Persatuan Sepak Bola Pegunungan Arfak (Persegaf) dalam Kompetisi Liga 3 yang tengah berlangsung di Provinsi Jawa Tengah.
Persegaf berada dalam satu Full J bersama Persidi IDI, Persipo Purwakarta, PSDB Demak, dan Universitas Surakarta FC di Stadion Sultan Fatah, Demak Provinsi Jawa Tengah.
Dari hasil pertandingan yang tengah berlangsung, Persegaf satu kali menang, satu kali drow dan satu kali kalah sehingga Persegaf berpeluang gugur dalam babak pengisian.
Ketua Askab PSSI Pegunungan Arfak, Jefri Kowi mempertanyakan alasan Coach merubah formasi sejumlah pemain yang berdampak pada kekalahan Persegaf pada pertandingan ketiga melawan Persidi Idi.
“Saya lihat dari kesiapan tim dan manajemen sudah 100 persen baik. Namun yang membuat saya kecewa dan tidak puas adalah saya tidak menerima hasil kekalahan dari Persegaf,”ucap Kowi kepada media ini.
Dipaparkan dalam laga perdana pada 30 April 2024 kemarin, Persegaf unggul 3-1 diatas lawan. Dengan keunggulan itu, seharusnya seorang pelatih liga sudah membaca strategi tim dan mengukur strategi lawan sehingga mampu menyusun formasi permainan.
“Persegaf sempat ungggul pada pertandingan kedua yang menyebabkan Persegaf menahan skor imbang. Namun tak ada perkembangan terhadap perubahan strategi sehingga Persegaf kalah di pertandingan ketiga,”ungkapnya.
Pada pertandingan ketiga pada (4/5) kemarin, Persidi Idi vs Persegaf, pelatih merubah formasi yang berdampak terhadap kekalahan Persegaf sebab pemain yang dipasang tidak sesuai dengan posisinya.
“Masa pemain gelandang ganti Bek, striker ganti glandang. Ini sangat keliru, sehingga saya katakan bahwa ada apa di balik ini, masa tidak ada perkembangan sama sekali dalam formasi tim, padahal kesiapannya sudah matang. Dari manajemen dan pemainnya, tetapi coachnya tidak ada reaksi terhadap tim,”ujarnya.
Atas dasar itu, Ketua Askab PSSI Kabupaten Pegunungan Arfak mengancam untuk tidak membayar 100 persen kontrak kepada Pelatih Kepala Tim Persegaf.
“Saya selaku Ketua Askab, sampaikan dengan tegas bahwa untuk melanjutkan kontrak, tidak bisa bayar 100 persen. Karena coach tidak mampu bawa tim ke babak selanjutnya. Dengan demikian menjadi bahan evaluasi untuk manajemen sehingga saya tagaskan bahwa coach kepala, kami akan putuskan kontrak, tidak akan membayar 100 persen”tukasnya.
Pewarta: Demas Ahoren
Editor : Redaksi