Manokwari, doberainews – Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI didesak melakukan investigasi terhadap dugaan tawaran janji jabatan dalam proses pemilihan Rektor Universitas Papua.
Desakan itu diutarakan pasca menghembusnya dugaan iming – iming tawaran jabatan yang dilakukan oleh salah satu orang kepercayaan calon rektor kepada salah satu anggota senat saat proses penyaringan bakal calon Rektor UNIPA, pada Rabu 17 April 2024 kemarin.
Ronald Mambieuw, Mantan Presiden Mahasiswa Universitas Papua menyayangkan praktik – praktik jual beli janji jabatan yang tengah mempengaruhi proses penyaringan dan pemilihan calon Rektor UNIPA.
Menurutnya, Unipa sebagai salah satu universitas ternama di Tanah Papua seharusnya menjaga citra dan marwah sebagai lembaga akademik yang bebas dari praktik – praktik kepentingan politik jabatan.
“Kalau itu terjadi, jelas sangat menampar seluruh Civitas Akademika UNIPA termasuk alumni dan pemerhati pendidikan di Tanah Papua. Kami mendesak Dirjen Dikti segera bentuk tim melakukan investigasi dan meninjau kembali proses penyaringan pemilihan Rektor UNIPA,”kata Ronald Mambieuw, Mantan Presiden Mahasiswa Universitas Papua Periode 2007- 2009.
Alumnus Kampus berlogo Dendrobium spectabile dan Ornithoptera sp ini berharap
proses pemilihan rektor berjalan sesuai dengan semangat pendidikan sehingga hasil yang didapatkan tetap menjaga marwah kampus sebagai laboratorium sumber daya manusia di Tanah Papua.
“Kami berharap tahapan-tahapan atau proses yang kemudian masuk kepada hasil harus sesuai. Jangan sampai kemudian ada kepentingan- kepentingan kelompok pribadi yang melukai laboratorium sumber daya manusia di atas tanah Papua,”ujarnya.
Alumni Fakultas Pertanian UNIPA ini mengingatkan para calon Rektor untuk tetap menjaga kode etik sebagai ilmuan di Tanah Papua. “Kami harap para calon rektor tetap menjaga kode etik akademisi, tidak melakukan praktik – praktik money politik atau jual beli jabatan dan atau dugaan suap melalui janji jabatan bagi anggota Senat, tetapi lebih melakukan janji – janji akademik bagi Senat, dan Mahasiswa UNIPA,”harapnya.
Ronald juga meminta para anggota senat untuk tidak tergiur dengan tawaran janji jabatan tetapi menuruh perhatian kepada calon rektor yang benar – benar memiliki visi misi untuk memajukan Unipa.
Ronald lalu meminta anggota Senat yang bersangkutan (yang diduga ditawarkan jabatan) untuk membuat laporan dugaan secara tertulis kepada Dirjen Dikti dan aparat berwajib untuk melakukan investigasi terhadap dugaan tersebut. “Kami mendesak Anggota Senat yang bersangkutan untuk membuat aduaan terhadap Dirjen Dikti untuk meninjau kembali proses penyaringan bakal calon rektor UNIPA,”tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya oleh salah satu media online di Papua Barat, dimana salah seorang unsur pimpinan Fakultas di lingkungan Kampus Unipa membeberkan dugaan iming-iming jabatan lebih tinggi saat didatangi sejumlah oknum yang disinyalir sebagai orang kepercayaan dari salah satu peserta bakal calon rektor.
“Iya sempat didatangi oknum yang diduga sebagai orang kepercayaan salah satu peserta seleksi rektor. Oknum itu menawarkan jabatan,” singkat kepada wartawan, Jumat seperti dikutip dari media Orideknews.com, jumat (19/4/24).