Manokwari, doberainews – Badan Pengawas Pemilu Provinsi Papua Barat diminta lacak gambar foto seorang Ibu memegang sejumlah uang pecahan 100 ribu rupiah dengan stiker bergambar salah satu Caleg DPRD Papua Barat.
Ketua Ormas Pilar Pemuda Rakyat Papua Barat, mengungkap dalam foto yang dikirim oleh informannya menunjukan gambar seorang Ibu memegang sejumlah uang pecahan 100 ribu dan stiker salah satu Caleg DPRD Provinsi Papua Barat dari Partai Golkar.
Foto itu kini tengah ramai diperbincangkan di group – group WhatsApp oleh masyarakat di Papua Barat.
Menurutnya praktek – praktik transaksi money politik berpotensi terjadi jelang hari min 1 dan 2 sebelum pencoblosan di TPS.
“Banyak istilah – istilah money politik yang sudah membudaya di tengah masyarakat seperti istilah serangan fajar, sembako pemilu dan sebagainya. Segala hal bisa dilakukan untuk meraup suara rakyat termasuk dengan money politik,”ucap Jack kepada Media ini, Senin (12/2/2023).
Jeck mendesak Badan Pengawas pemilu Provinsi Papua Barat untuk menelusuri foto tersebut sehingga tidak menjadi isu liar yang memprovokasi sesama caleg maupun masyarakat di Papua Barat.
Foto itu bisa benar dan bisa juga tidak. Bawaslu harus lacak informasi itu, dan sampaikan kepada publik sehingga masyarakat tidak terprovokasi dengan isu – isu tersebut jelang H-2 Pemilu ini.
“Lacak Ibu itu tinggal dimana dan terima uang dari siapa, sehingga jelas di publik. Bisa saja dimanfaatkan oleh oknum – oknum tertentu untuk memperkeruh situasi,”ujarnya.
Jackson menyebut saat ini banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk melacak tanggal, waktu dan tempat foto diambil. “Saya pikir saat ini sudah banyak aplikasi, orang tinggal buka lacak langsung temukan data foto. Jadi Bawaslu segera lacak sebelum informasi ini memprovokasi masyarakat di Kabupaten Manokwari, Papua Barat,” harapnya.
Kalau terbukti benar, harus ditindak sesuai ketentuan sehingga menjadi pembelajaran kepada caleg – caleg lainnya untuk tidak melakukan praktik – praktek money politik yang merusak demokrasi bangsa,”tegasnya.
Jeckson meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan gambar tersebut melainkan melaporkan kepada Badan pengawas pemilu untuk melakukan klarifikasi sehingga tidak menjadi informasi liar di tengah masyarakat.
“Saya harap masyarakat tetap tenang. Jangan mau memilih karena dibayar tapi pilihlah sesuai hati nurani. Mari kita jaga kamtibmas bersama dalam mensukseskan pemilu pada 14 Februari 2024, besok,”harapnya. (Red/dn)