Manokwari, doberainews – Pemerintah Kabupaten Manokwari menggelar pertemuan bersama masyarakat terkena dampak pembangunan pelebaran alih trase jalan menuju Bandara Rendani Manokwari di Cafe Choisi Key Taman Ria Manokwari, Rabu (24/1/2023)
Pertemuan yang dihadiri oleh Bupati Manokwari, Hermus Indou dan dipandu langsung oleh Wanto, asisten I Setda Kabupaten Manokwari dan turut hadir ketua RT, RW, tokoh masyarakat dan warga terdampak pembangunan.
Dalam dialog antara Pemda Manokwari dan warga terdampak, terjadi penolakan dari masyarakat terhadap pembangunan alih trase jalan menuju Bandara Rendani. Pasalnya, lebar jalan tersebut mencapai 80 meter sehingga akan menggusur sebagian besar pemukiman warga mulai dari persimpangan Beringin Kali Dingin Wosi hingga Kantor Direktorat Perhubungan Rendani Manokwari.
Warga meminta Pemda Manokwari untuk tidak menggusur pemukiman warga melainkan mengambil jalur laut bantaran bibir pantai sehingga tidak berdampak terhadap pemukiman warga yang sudah hidup bergantung dengan lingkungan baik sebagai masyarakat nelayan, pelaku usaha UMKM maupun aksesibilitas pasar, pendidikan dan kesehatan.
Diskusi yang berjalan alot tersebut sempat terjadi tarik menarik hingga mencapai titik kesepakatan bahwa tahap awal pembangunan jembatan sepanjang 900 meter dari Kantor Otoritas Bandara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Rendani Manokwari hingga komplek Polisi Tidur 13 Taman Ria Manokwari.
Daud Indouw, tokoh masyarakat yang juga sebagai pemilik hak ulayat bersedia memberikan tanahnya diarea polisi tidur 13 untuk digunakan sebagai area pembangunan jembatan dari tahap awal pembangunan.
Daud juga meminta pemda untuk meninjau kembali rencana – rencana pembangunan sebelumnya yang telah dirintis oleh bupati dan gubernur sebelumnya.
“Waktu itu kami sempat ukur untuk pembangunan jalan yang menghubungkan jalan baru dan Jalan Rendani dengan mempertemukan titik persimpangan di kompleks Polisi Tidur 13 sehingga tidak berdampak pada pemukiman warga di taman Ria,”katanya.
Disisi lain, Daud menambahkan pembangunan alih trase jalan dari Rendani menuju Persimpangan Beringin Wosi Kali Dingin akan berdampak pada pemukiman warga sehingga perlu dicarikan solusi yang terbaik agar target pembangunan bukan membunuh warga melainkan memberikan dampak kesejahteraan kepada masyarakat.
Bupati Manokwari, Hermus Indou memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah mendukung pemerintah. Ia berjanji akan mencari solusi yang menguntungkan bagi masyarakat terkena dampak pembangunan.
Bupati merencanakan pertemuan kedua yang dijadwalkan pada Senin pekan depan untuk mencari jalan tengah bersama masyarakat terdampak di taman Ria Wosi Manokwari.
Wanto, asisten I Setda Kabupaten Manokwari menambahkan pembangunan tahap awal akan dimulai dengan pembangunan jembatan induk dan jembatan penyangga dari arah utara dan selatan runway bandara sepanjang 900 meter.
“Tahap awal pembangunan jembatan penyangga di sebelah selatan mentok di Kantor Otorita Perhubungan Udara, panjangnya sekitar 300, Jembatan Induk 300 meter dan jembatan Utara 300 meter mentoknya disini (Cafe Choisi Key)”kata Wanto.
Wanto mengungkap usulan warga terkait pembangunan alih trase jalan yang mengambil jalur laut telah diperjuangkan oleh Bupati Manokwari namun ditolak kementerian karena alasan teknis.
“Awalnya kita rencanakan pembangunan melalui Tol Bibir Pantai namun ditolak oleh Kementerian. Kita berjuang namun ditolak. Kementerian memiliki alasan teknis, mahal dan lainnya sehingga dialihkan untuk pembangunan mengambil jalur darat,”ungkapnya.
Wanto lalu mengajak masyarakat terkena dampak untuk mendukung upaya pemerintah dalam membangun Kota Manokwari.
Pak Bupati selalu bilang ini berkat, ini rejeki bagi kita sebab ini kita lobi, berjuang untuk bisa dapat proyek strategis ini. Kita berupaya agar wajah Ibu Kota Provinsi Papua Barat bisa bersaing dengan wajah ibu kota provinsi lainnnya di Indonesia.
Karena itu kami harapkan dukungan dari warga sehingga kita sama – sama mendukung Pak Bupati untuk merubah wajah kota Manokwari yang kita cintai,”tandasnya.
Pembangunan pelebaran alih trase jalan mulai dikerjakan pada awal 2024 ini dan ditargetkan rampung pada tahun 2025. Rencana pembangunan ini diperkirakan akan menelan anggaran ratusan miliar dari Pagu Anggaran APBN melalui Kementerian PUPR yang dikerjakan langsung oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVII Manokwari. (Red/dn)Buoag