Manokwari, doberainews – Anggota DPR Kabupaten Manokwari, Cheroline Chrisye Makalew mengapresiasi kegiatan penggelaran Seni Kuda Lumping Turonggo Yakso Satrio Budoyo di SP 9 Manokwari, Papua Barat belum lama ini.
“Kegiatan pengelaran kuda lumping ini, miliki nilai seni dan budaya yang sangat kaya. Saya berharap kita tetap lestarikan budaya Nusantara yang kaya raya dan beragam ini kepada anak cucu dan generasi selanjutnya,”kata Carolina Makalaw.
Cheroline memberikan apresiasi kepada Sanggar Seni Kuda Lumping di Sidey Manokwari yang telah menghimpun, melatih dan membina anak – anak Muda untuk menjadi Seniman Tari kuda lumping.
Menurutnya, dalam penggelaran seni kuda lumping Turonggo Yakso Satrio Budoyo sangat membuat saya kagum adalah anak anak Papua terlibat dalam penggelaran tersebut.
“Padahal penggelaran kuda lumping adalah budaya orang Jawa. Tapi saya lihat, penampilan ada anak Papua tampil ini sangat luar,”ujarnya.
Saya memeberikan apresiasi kepada Ketua Sanggar dan masyarakat yang telah mendukung hingga terselenggaranya kegiatan ini. Saya harap kegiatan ini terus dilakukan untuk mengajarkan nilai – nilai budaya kepada masyarakat,”harapnya.
Senada, Ketua Parlemen Jalanan Manokwari, Ronald Mambieuw memberikan apresiasi kepada Ketua Sanggar yang telah menghimpun anak – anak dari berbagai suku dan budaya untuk terlihat dari Seni Kuda Lumping.
Tadi saya lihat dalam sanggar ini terdiri dari berbagai suku yang berbeda, walaupun Seni ini berasal dari Budaya Jawa namun bisa diperkenalkan kepada berbagai suku baik Suku Biak, Arfak, Timur maupun suku Jawa dan Madura.
Hal ini menjadi salah satu contoh tidak mengenal suku dan budaya, ras dan agama tetapi bagaimana menjalin silaturahmi antara sesama itu terpenting,”tutur Ronald.
Dia berharap, budaya tarian ini akan terus di lestarikan seluruh di Papua hal ini penting untuk generasi anak anak cucu penganut kebudayaan Kuda lumping di masa mendatang.
“Karena kita di Papua beragam suku, budaya. Kalau hari ini ada anak Papua bisa masuk dalam budaya Jawa, tidak heran juga bahwa banyak anak anak Jawa juga masuk budaya yang harus diperkenalkan dalam Sen budaya Papua,”tandasnya.
Ketua Sanggar Seni Kuda lumping Turonggo Yakso Satrio Budoyo Madimin mengaku selama ini belum dapat bantuan terkait peralatan kuda lumping.
“Apalagi Peralatan kuda lumping, yang masih sangat terbatas sehingga dilatih seadanya dengan peralatan seadanya,”katanya.
Ia memberikan apresiasi kepada bapak Cris Makalaw dan Ibu Carolina Makalaw membantu kami. Ya Alhamdulillah kita bisa laksanakan pergelaran kuda lumping di SP 9 Manokwari.
“Alhamdulillah pak Chriis Makalaw dan Ibu Carolina Makalaw bantu. Kegiatan pengelaran kuda lumping bisa dilaksanakan lancar. Kegiatan ini kuda lumping tentu menghibur warga sekitarnya,”pungkasnya. (Dhy)