Maybrat, doberainews – Bertepatan dengan peringatan hari jadi Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2023 di Kabupaten Maybrat, Penjabat Bupati Bernhard Eduard Rondonuwu mempromosikan produk lokal sangrai kacang tanah asli Maybrat.
Tidak hanya mempromosikan, Pj Bupati didampingi para muspida juga meninjau langsung proses demo sangrai kacang tanah khas Maybrat disamping lapangan usai upacara dan mempraktekkannya.
Pj Bupati juga membagikan hasil kemasan kacang tanah kepada pejabat yang hadir, seperti Dandim, Kapolres, Pasiter Korem 181/PVT hingga tokoh agama di Maybrat.
Pj Bupati Bernhard mengatakan, Sangrai Kacang Tanah khas Maybrat jadi produk unggulan pertama yang dihasilkan oleh Kabupaten Maybrat. Ia berharap produk terus berlanjut agar dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga atau petani di Maybrat.
“Kami berharap agar ada perubahan pendapatan dari para petani kacang tanah, terutama mama-mama, dari yang tadinya mungkin dijual di karung sekian harganya, tapi kalau diolah mungkin berkali lipat, ke depan kami berharap akan berlanjut seperti ini supaya setiap pendapatan petani yang ada di Maybrat semakin hari semakin baik,” ujar Bernhard, Kamis 17 Agustus 2023.
Wakil Ketua II DPRK Maybrat Agustinus Tenau, mengapresiasi dan menyambut baik inovasi produk sangrai kacang asli Maybrat tersebut. Dirinya mengatakan produk sangrai kacang tanah merupakan salah satu persembahan terbaik pemkab Maybrat di tahun ini.
“Kami pimpinan dan anggota DPRK tentunya mengapresiasi kinerja Bupati melalui Dinas pertanian dan perkebunan,” kata Agustinus.
Politisi senior sekaligus Ketua DPD Partai Nasdem melanjutkan, bukan hanya kacang tanah, ada juga potensi-potensi lain yang perlu digali dan dikembangkan lagi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah atau PAD dan masyarakat.
“Tidak hanya produk kacang tanah, tetapi perlu kita menggali terus potensi pertanian lain termasuk potensi pariwisata dan lain sebagainya,” harapnya.
Diketahui, Produk sangrai kacang tanah khas Maybrat berhasil digenjot Pemkab Maybrat melalui Dinas Pertanian dan perkebunan lewat pemberdayaan petani lokal, dan kerjasama penyuluh teknis dari Kawangkoan Minahasa Sulawesi Utara. (Charles Fatie)