Manokwari, – Para tenaga pendidik dalam Indonesia Cerdas menggelar syukuran 10 Tahun Pengabdian di Provinsi Papua Barat. Indonesia Cerdas merupakan salah satu program dukungan tenaga pengajar/pendidik berbasic misionaris atau pelayanan untuk menopang sekolah – sekolah di pedalaman Papua yang dilakukan oleh Lembaga Indonesia Cerdas di Jakarta.
Pdt. Nehemia Baker, penggagas program Indonesia Cerdas di Provinsi Papua Barat mengungkap program Indonesia Cerdas mulai dirintis pada tahun 2012 atas motivasi dan spirit pelayanan yang melihat minimnya tenaga pendidikan di Tanah Papua khusus pedalaman Papua.
Tahun 2012 kami dalam gereja bergumul atas keprihatinan tentang pendidikan di Kabupaten Pegunungan Arfak. Keprihatinan itu membawa kami untuk menggagas program mencari dukungan untuk menyediakan tenaga pengajar ke Pedalaman Papua. Dari pergumulan itu, pada tahun 2013 kami mendapat hubungan dengan lembaga Indonesia Cerdas di Jakarta.
Setelah mendapat respon dari Jakarta, saya komunikasikan dengan ketua BKG Ibu Pdt. Sherly Parinussa dan para gembala dan beberapa anggota Dewan di Manokwari.
Pada tahun 2013 Lembaga Indonesia Cerdas mengirim dua guru pertama di Manokwari yang dikirim ke Pegunungan Arfak untuk mengabdi disana. Di tahun yang sama, Lembaga Indonesia Cerdas juga mengirim 500 tenaga pengajar sebanyak yang ditempatkan di pedalaman Papua dan Papua Barat yakni di Pegaf, Wamena, Tolikara, Puncak Jaya dan pegunungan tengah.
Pada tahun 2015-2016 kami melihat bahwa lembaga ini sangat penting di Papua Barat sehingga kami membentuk Komite resmi sebagai penanggung jawab dalam menopang guru – guru tersebut di Papua Barat. Di Tahun 2018 komunikasi dengan. Lembaga Indonesia Cerdas sudah terputus dan sampai saat ini kami sendiri yang sedang upayakan agar program ini terus berlangsung guna menopang sekolah – sekolah di pedalaman Papua Barat yang masih minim tenaga pengajar.
Saat ini tersisa 31 Guru Indonesia Cerdas di Papua Barat yang tersebar di Kabupaten Pegunungan Arfak, Manokwari Selatan, Manokwari dan Teluk Wondama. Saat ini mereka masih aktif mengajar, di Pdi Kabupaten Pegunungan Arfak Paling banyak,”jelasnya.
Nehemia menambahkan sejak awal para tenaga pengajar ini dikontrak dari Lembaga Indonesia Cerdas di Jakarta 1 Tahun dengan honor sebanyak Rp.1.500.000 per bulan. Sedangkan tahun kedua menjadi tanggungjawab kami untuk menopang mereka.
“Sampai sekarang kita belum mendapat dukungan dari pemerintah daerah, tapi kita mendapat dukungan dari para donatur dan orang – orang yang telah mendukung kami baik dari pihak gereja maupun para dermawan yang menyumbang dalam membantu kami. Kita berharap ada dukungan dari pemerintah sehingga lembaga Indonesia Cerdas Papua Barat bisa terus menyumbang guru – guru dengan misi pelayanan ke daerah – daerah terpencil di Papua Barat,”katanya.
Ketua Pembina Lembaga Indonesia Cerdas Provinsi Papua Barat, Agus Sroyer menerangkan visi lembaga Indonesia cerdas yaitu menyediakan SDM dibidang Guru dengan besic sebagai misi sehingga mereka bisa adaptasi dengan masyarakat saat bertugas.
Program Indonesia Cerdas ini menyediakan tenaga pengajar yang berbasic misionaris karena karena itu mereka terpanggil mengabdi di daerah terpencil. Saya lihat tadi dalam cuplikan video testimoni sudah tergambar bahwa program ini ada manfaatnya. Mereka berhasil mencetak beberapa SDM terbaik dari pedalaman di Papua Barat, dan saat ini anak – anak kita sedang menempuh pendidikan tinggi di Papua dan luar Papua.
Karena itu, kami berharap manfaat dari progam ini direplikasi oleh Pemerintah dengan mengajak pihak gereja untuk merekrut lulusan – lulusan di Papua Barat untuk dipersiapkan mental mereka baik sebagai guru maupun sebagai misionaris sehingga saat mereka dikirim ke pedalaman mereka bisa Beta untuk mengabdi di sana.
Ketua Lembaga Indonesia Cerdas Provinsi Papua Barat ini berharap Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kabupaten/Kota untuk mendukung program Indonesia Cerdas agar program layanan terus berlanjut.
Kita berharap lembaga yang sudah ada ini bisa menjadi pemicu untuk mereplikasi program ini dengan memanfaatkan lulusan dari perguruan tinggi yang ada disini. Kami harap pemerintah provinsi dan kabupaten harus membuka diri bahwa Papua Barat saat ini sangat kekurangan, karena itu melalui lembaga yang ada dan pihak gereja kita bersama – sama untuk menyediakan tenaga guru dalam mengisi pembangunan pendidikan di Papua Barat,”harapnya. (Red/DN)
Ketua Pembina Lembaga Indonesia Cerdas Provinsi Papua Barat, Agus Sroyer, Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan, Eduard Thoansiba, Sekretaris Sinode GPKAI, Perwakilan dari Kantor Wilayah Kemenag Papua Barat serta 31 Guru Indonesia Cerdas