Gubernur Waterpauw Dan Ibu Roma Megawanty Asuh 15 Anak Terkena Stunting Di Fakfak

Gubernur Waterpauw Dan Ibu Roma Megawanty Asuh 15 Anak Terkena Stunting Di Fakfak

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Barat, Ny. Roma Megawanty Waterpauw saat memberikan bantuan kepada masyarakat di Kabupaten Fakfak, Selasa (20/6/2023)

Fakfak, doberainews – Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Barat, Ny. Roma Megawanti Waterpauw mengasuh 15 anak terkena Stunting di Kabupaten Fakfak.

Dalam kunjungan Gubernur di Kabupaten Fakfak dalam rangka percepatan penanganan kemiskinan ekstrim dan stunting, Gubernur Waterpauw mengangkat 15 anak asuh dari total 25 anak terkena stunting Kampung Raduria Distrik Fakfak Tengah, Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat.

“15 anak menjadi tanggungjawab saya dan 10 sisanya nanti biar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menanganinya,”kata Gubernur Waterpauw, Selasa (20/6/2023).

Ia juga berharap Bupati Fakfak dan perangkatnya bisa melakukan hal yang sama. Karena kebijakan program mama dan bapak dinilai efektif mempercepat penurunan stunting.

Tercatat hingga saat ini Penjabat Gubernur telah memiliki sekira 75 anak asuh yang tersebar di seluruh Kabupaten. Program anak asuh dimana perbulannya diberikan bantuan 500 ribu selama 3 bulan pertama, apabila dievaluasi masih memerlukan penanganan dilanjutkan tahap kedua.

Pada saat itu juga dilakuka tanda tangan komitmen bersama dalam Percepatan Penanganan Kemiskinan Extrem dan Stunting di Fakfak.

Ditanya soal keironisan yang terjadi dengan angka Stunting tinggi di daerah penghasil ikan segar melimpah seperti Fakfak, Awal merespon dengan menyebutkan penyebabnya kompleks dari berbagai faktor.

“Mulai dari kondis sosial masyarakat kita yang belum paham, termasuk kaitannya dengan pernikahan dini dan kekerasan dalam rumah tangga serta pemahaman masyarakat yang belum teredukasi,” bebernya.

Awal mengambil contoh untuk Distrik Wartutin, dari 228 anak terdapat 57 anak yang terkena Stunting.

Angka ini berarti 25 persen yang masih terkena Stunting, kemudian di Distrik Karas yang merupakan daerah pesisir masih ada sekira 20 persen anak-anaknya mengalami Stunting,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting balita  di Papua Barat mencapai 30 persen pada tahun 2022.

Besaran angka stunting provinsi tersebut menempati peringkat ke-6 secara nasional.
Prevalensi balita stunting Papua Barat meningkat 3,8 poin dari tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 26,2 persen.

Untuk diketahui, Stunting ialah kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, di mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak.

Sementara itu, dalam jangka panjang, dampak stunting ialah kesulitan belajar, penyakit jantung dan pembuluh darah. (rls)

"img src=https://doberainews.com/wp-content/uploads/2024/12/IMG-20241221-WA0055.jpg">

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *