Manokwari, doberainews – Pemerintah Provinsi Papua Barat menyerahkan penghargaan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) kepada 7 Perempuan Inspiratif di Provinsi Papua Barat, yang digelar di salah satu Kafe di Manokwari, Sabtu (27/5/2023).
Penghargaan tersebut diberikan dalam Rangka Hari Kartini Tahun 2023 kepada perempuan inspiratif dari setiap daerah di Indonesia termasuk di Papua Barat dengan kategori pengabdian pada bidang Sosial Budaya, pendidikan, Pertanian, lingkungan hidup dan kesehatan.
Ketujuh perempuan inspiratif yang menerima penghargaan diantaranya, Feki Lisbeth Baab dari Kabupaten Manokwari (Pertanian), Monika Wagab dari Kabupaten Fakfak (Pendidikan), Yustina Asmorom dari Kabupaten Teluk Bintuni (kesehatan), Priskila Yuliana Riburi dari Teluk Wondama (Sosial Budaya), Aminah Sabuku dari Kabupaten Kaimana (Lingkungan Hidup), Marietje Parinussa dari Kabupaten Manokwari Selatan (Pendidikan) dan Yuberina Ullo dari Kabupaten Pegunungan Arfak (Pendidikan).
Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw,M.Si mengatakan penghargaan yang diberikan merupakan wujud kepedulian negara kepada ibu-ibu yang telah mengabdi kepada masyarakat dalam bidangnya.
“Saya yakin penghargaan ini merupakan wujud pengakuan negara mewakili Kelembagaan OASE Kabinet Indonesia Maju kepada mama – mama (Ibu-Ibu) penerima mewakili mama – mama yang hebat-hebat yang ada di pelosok di Papua Barat,”kata Pj Gubernur Papua Barat, Drs. Paulus Waterpauw.
Gubenur Waterpauw meminta mama – mama penerima penghargaan untuk menjadi contoh dan teladan dalam menginspirasi masyarakat di Papua Barat.
“Saya harap mama- mama yang dapat penghargaan hari ini untuk sampaikan kepada mama-mama yang lain; jangan malas, jangan malu, jangan minder, buang jauh-jauh perasaan itu sebab kalau kita bawa perasaan (Baper) terus maka kita tidak akan maju- maju. Tuhan ajar kita untuk berdoa dan bekerja. Saya harap ini menjadi teladan bagi kita semua,”kata dia.
“Saya juga lihat penghargaan ini sebagai wujud dari kesetaraan gender di Papua Barat,”sambungnya.
Selanjutnya, Gubernur meminta kepada OPD teknis untuk memfasilitasi para penerima penghargaan agar menceritakan pengalaman mereka menjadi kisah inspiratif kepada masyarakat.
Saya minta ibu kepala dinas agar foto mama-mama ini dibuat dalam baliho. Kemudian fasilitas mama – mama ini untuk wawancara di TV, dan media massa. Mereka menceritakan kisah perjuangan mereka untuk menginspirasi masyarakat bahwa kerja keras dengan tekun akan mengangkat derajatnya. Walaupun melalui kerja yang sederhana, tapi mama- mama bisa sekolahkan anak – anak mereka hingga selesai. Itu sesuatu yang luar biasa. Saya harap perempuan – perempuan Papua Barat pegang erat kebersamaan, saling dukung.
“Pemerintah siap dukung, siap fasilitasi agar perempuan Papua Barat maju dan berprestasi dengan apa yang mereka buat. Mudahan – mudahan mama – mama terus menjadi teladan bagi keluarga, anak- anak dan masyarakat di Papua Barat,”pesan Waterpauw.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat, Elsina Y. Sesa. S. Sos. M.M mengatakan berdasarkan arahan dari Dirjen Otonomi Daerah dalam rangka Hari Kartini OASE Kabinet Indonesia Maju akan membuat penilai bagi perempuan – perempuan potensial di daerah. Atas dasar itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat menerbitkan SK nomor: 400.10.4.2/56/III/2023 tentang pembentukan tim seleksi pemberian penghargaan bagi perempuan potensial di daerah.
Melalui tim tersebut, kami kordinasi dengan OPD teknis di daerah untuk melakukan seleksi kepada perempuan – perempuan potensial di Kabupaten Se Papua Barat. Dari hasil seleksi, melalui SK Bupati masing – masing, direkomendasikan nama – nama calon penerima penghargaan dengan dokumen pengabdian dikirim kepada OASE di pusat untuk diseleksi.
Hasil seleksi, ibu – ibu ini terpilih sebagai penerima penghargaan dalam rangka hari Kartini Tahun 2023 dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) sebagai Perempuan Inspiratif di Provinsi Papua Barat.
Salah satu penerima penghargaan kategori lingkungan hidup, Aminah Sabuku menceritakan pengalamannya mengabdi sebagai pekerja pembersihan kota (Penyapu jalanan) di Kabupaten Kaimana Papua Barat.
“Waktu itu, saya bersama suami sebagai petani tinggal di Distrik Arguni Kaimana. Namun karena anak – anak sekolah SMA di Kota, sehingga saya bersama suami ikut pindah di kota Kaimana. Waktu di kota, saya ikut bergabung dengan petugas kebersihan kota, ikut sapu – sapu jalanan di Kota Kaimana. Kita diberikan honor mulai dari Rp.300 ribu per bulan. Tapi saya masih kerja sampai sekarang, sudah naik Rp. 1 juta per bulan,”ungkapnya.
Dengan kerja keras dan ketekunannya, Ibu Aminah berhasil menyekolahkan ke 4 buah hatinya hingga menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi.
“Alhamdulillah, saya hanya kerja sebagai penyapu jalanan, tapi saya bisa sekolahkan 4 anak hingga kuliah selesai. Saat ini 3 sudah selesai, hanya satu yang baru mau selesai kuliah di Kalimantan,”tutur dia.